.::he is already 1::.

Assalamualaikum W.B.T

Today, the 30th of July 2008, marked a memorable moment in the life of a boy named Darwisy Riqfi bin Mohd Akmal Rifani.
He, the boy that I knew for a year but spend my time with for less than three months, is indeed a very charming boy in my eyes.
And today, the terribly missed boy is already 1 year old.

Here is my special speech and dua' for him:

Dearest Qiqi....
Selamat Hari Ulangtahun

Happy Birthday
Sanah Helwah

Tanjoubi Omedetoo

I love you so much...
I long too see you...hug you...play with you...
But I knew, the time w
ill finally come soon...and patience is the only cure...at least for now =)
I pray that you'll grow up being a soleh son to
your parents...be an intelligent boy with high aspirations so that you'll be a great benefit to the nation and Islam on the whole...insyaAllah

isn't he kawai? heh..

Salam~

p/s: they made small celebration for him but unfortunately his beloved aunty wasn't there to be part of the celebration ;(

.::am i being bossy?::.

Assalamualaikum W.B.T

Up till this point, I never forget what my friends once said to me 11 years ago when I asked them why they did what they did to me on that particular time (read: they were sort of toying my feelings on a guy-I-had-a-crush-on). Their answer were simple. "Because you always act as if you are our leader". And me and my feelings on that time was..."duhh...am I?...am I like that?". Upon hearing that, I was not angry at all but straight away think about what they thought of me. I just wonder how had I been bossy to them all this while...I wonder in what way and for what reasons I acted like that...and I wonder how could I never realize that at all.

That was the story long time ago...during my childhood days. I am not sure whether I have that kind of "leader-look" but as far as I could remember, the first time I became a class monitor was in standard 4 and that time my assisstant was a boy. I became a prefect when I was in standard five and become the assistant head-prefect when I was in standard six. I wonder how could I be selected at that time. I think it's mainly because of my academic performance, not because of the leadership quality in me coz I don't think I have it or at least display it to people. But anyways...that's the past aite...

And when I entered secondary school, I became the assisstant monitor of Form 1 Hamra' and a school prefect when I was in Form 2. However, when I was in Form 3, I refused to be a prefect coz I think I have "lost" my normal life as student once I become a prefect...heh...actually, I got many reasons for my withrawal from the board ;).

The only time I was freed from any important roles in schools was when I entered Kisas. In this school, we have so many "potential leaders" that came from all over the country. Though I somehow feel inferior with them (my schoolmates), I kind of feel relieved as I could at last be a "commoner" in school. You know, being insignificant...that kind of feeling....that I longed ;)

But I guess...the feeling does not last longer. Upon entering my teaching college, I was again been appointed as a class leader during my foundation years. Though it was only for one semester, people might not know what I suffered. This time, my assisstant was also a boy (or a male...I should put it). I was also one of the candidates for the college's "JPP" but I refused to even attend the interview coz I have no interest at all to be "busy". The last responsibility for "school life" so far was being a tresurer for Macquarie Uni Cohort 3...that was 2 years ago I think.

Actually, I have no intention is recounting all my positions in schools or uni and whatsoever. I just wonder what do people see in me once the appointed me or at least suggested me to be a leader or their representative. To be speaking the truth, to be revealing what I think of my self...I just...I just don't make a good leader. But insyaAllah...I could be a good follower.

Be a leader just doesn't suit my personality because many people will not like my way of leading. I am the type of person who has my way of doing things, and most of the time I am being egocentric and perfectionist (on the things that I am particular at). And because of this, people either follow me (with dissatisfactions...maybe) or I rather do it myself. That's when it become tiring. I don't like to ask people do this and that (because I knew I could turn out being bossy to them...which I hate to do). But again, people also don't like when I do things all by myself...for them, I am just being selfish. Now, can you see my dilemma?

So people...remember the risk you take when you appoint me as leader. You will not like it...trust me..because I am complicated.

But then...you see...when there is no leader in a group...and no one seems to make an effort to iniatiate a first step...I'll end up be the person who'll do that...especially when there is important goals to be achieved at the end of the group work...(I don't know why).

I knew being a leader and being bossy is not the same. But once I become a leader...it does mean a bossy leader. Because the way I lead my life might not similar to the way others do it, I think I will just make things difficult for my follower or the people that I represent.

Therefore...for the things people might dislike about the way I lead or the way I do things...I say sorry. Honto ni gomen!!!

Salam~

p/s: Will the myth about the toes turn out to be real? I don't know. What I knew...HE knows everything =)

.::saling mencinta::.

Kamu mencintaiku...
Seperti bumi Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah Menanggung beban derita
Tak pernah lelah Menghisap luka

Kamu mencintaiku...
Seperti matahari Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah Membagi cerah cahaya
Tak pernah lelah Menghangatkan jiwa

Kamu mencintaiku...
Seperti air Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah Membersihkan lara
Tak pernah lelah Menyejukkan dahaga

Kamu mencintaiku...
Seperti bunga Mencintai titah Tuhannya
Tak pernah lelah Menebar mekar aroma bahagia
Tak pernah lelah Meneduhkan gelisah nya

**********

"Dan aku mencintaimu seperti bumi Mencintai mataharinya"


dedicated to my loved ones....

(poem extracted from KCB2 by Kang Abik)

.::kisah anak singa -> dedicated to fina::.

Alkisah, di sebuah hutan belantara ada seekor induk singa yang mati setelah melahirkan anaknya. Bayi singa yang lemah itu hidup tanpa perlindungan induknya. Beberapa waktu kemudian sekumpulan kambing datang melintasi tempat itu. Bayi singa itu menggerak-gerakkan tubuhnya yang lemah. Seekor induk kambing tergerak hatinya. Ia merasa hiba melihat anak singa yang lemah dan hidup sebatang kara. Dan terbitlah nalurinya untuk menjaga dan melindungi bayi singa itu.

Sang induk kambing lalu menghampiri bayi singa itu dan membelai dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Merasakan hangatnya kasih sayang seperti itu, si bayi singa tidak mahu berpisah dengan sang induk kambing. Ia terus mengikuti ke mana saja induk kambing pergi. Jadilah ia sebahagian daripada keluarga besar kumpulan kambing itu.


Hari berganti hari, dan anak singa membesar dalam asuhan induk kambing dan hidup dalam komuniti kambing. Ia menyusu, makan, minum, bermain bersama anak-anak kambing lainnya. Tingkah lakunya juga persis layaknya kambing. Bahkan anak singa yang mulai menginjak dewasa itu pun mengeluarkan suara seperti kambing. Ia mengembik bukan mengaum.


Ia merasa dirinya adalah kambing, tidak berbeza dengan kambing-kambing lainnya. Ia sama sekali tidak pernah merasa bahawa dirinya adalah seekor singa.


Suatu hari, terjadi kegaduhan luar biasa. Seekor serigala buas masuk memburu kambing untuk dimangsa. Kambing-kambing berlarian panik. Semua ketakutan. Induk kambing yang juga ketakutan meminta anak singa itu untuk menghadapi serigala.


"Kamu singa, cepat hadapi serigala itu! Cukup keluarkan aumanmu yang keras dan serigala itu pasti lari ketakutan!” Kata induk kambing pada anak singa yang sudah tampak besar dan kekar.


Tapi anak singa yang sejak kecil hidup di tengah-tengah komuniti kambing itu justeru ikut ketakutan dan malah berlindung di balik tubuh indung kambing. Ia berteriak sekeras-kerasnya dan yang keluar dari mulutnya adalah suara embikan. Sama seperti kambing yang lain bukan auman. Anak singa itu tidak mampu berbuat apa-apa ketika salah satu anak kambing yang tak lain adalah saudara sesusuannya diterkam dan dibawa lari serigala.


Induk kambing sedih kerana salah satu anaknya tewas dimakan serigala. Ia menatap anak singa dengan perasaan nanar dan marah.


"Seharusnya kamu bisa membela kami! Seharusnya kamu bisa membela kami! Seharusnya kamu bisa menyelamatkan saudaramu! Seharusnya kau bisa mengusir serigala yang jahat itu!”


Anak singa itu hanya bisa menunduk. Ia tidak faham dengan maksud perkataan induk kambing. Ia sendiri merasa takut pada serigala sebagaimana kambing-kambing yang lain. Anak singa itu merasa sedih karena ia tidak bisa berbuat apa-apa.


Hari berikutnya serigala ganas itu datang lagi. Kembali memburu kambing-kambing untuk disantap. Kali ini induk kambing tertangkap dan telah dicengkeram oleh serigala. Semua kambing tidak ada yang berani menolong. Anak singa itu turut tidak kuasa melihat induk kambing yang telah ia anggap sebagai ibunya berada di cengkaman serigala. Dengan nekad ia lari dan menyeruduk serigala itu. Serigala terkejut bukan kepalang melihat ada seekor singa di hadapannya. Ia melepaskan cengkamannya.


Serigala itu gemetar ketakutan! Nyalinya habis! Ia pasrah. Ia merasa hari itu adalah akhir hidupnya.


Dengan kemarahan luar biasa anak singa itu berteriak keras, "Emmbiiik!”


Lalu ia mundur ke belakang. Mengambil ancang-ancang untuk menyeruduk lagi.


Melihat tingkah anak singa itu, serigala yang ganas dan licik itu langsung tahu bahawa yang ada di hadapannya adalah singa yang bermental kambing. Tak ada bedanya dengan kambing.


Seketika itu juga ketakutannya hilang. Ia mengeram marah dan siap memangsa kambing bertubuh singa itu! Atau singa bermental kambing itu!


Saat anak singa itu menerajang dengan menyerudukkan kepalanya layaknya kambing, sang serigala telah siap dengan kuda-kudanya yang kokoh. Dengan sedikit berkelit, serigala itu merobek wajah anak singa itu dengan cakarnya.


Anak singa itu terjerembab dan mengaduh, seperti kambing mengaduh. Sementara induk kambing menmyaksikan peristiwa itu dengan rasa cemas yang luar biasa. Induk kambing itu heran, kenapa singa yang kekar itu kalah dengan serigala. Bukahkah singa adalah raja hutan?


Tanpa memberi ampun sedikitpun serigala itu menyerang anak singa yang masih mengaduh itu. Serigala itu siap menghabisi nyawa anak singa itu. Di saat yang kritis itu, induk kambing yang tidak tega, dengan sekuat tenaga menerajang sang serigala. Sang serigala terpelanting. Anak singa bangun.


Dan pada saat itu, seekor singa dewasa muncul dengan auman yang dahsyat!


Semua kambing ketakutan dan merapat! Anak singa itu juga ikut takut dan ikut merapat. Sementara sang serigala langsung lari terbirit-birit. Saat singa dewasa hendak menerkam kawanan kambing itu, ia terkejut di tengah-tengah kawanan kambing itu ada seekor anak singa.


Beberapa ekor kambing lari, yang lain langsung lari. Anak singa itu langsung ikut lari. Singa itu masih tertegun. Ia hairan kenapa anak singa itu ikut lari mengikuti kambing? Ia mengejar anak singa itu dan berkata,


"Hai kamu jangan lari! Kamu anak singa, bukan kambing! Aku tak akan memangsa anak singa!”


Namun anak singa itu terus lari dan lari. Singa dewasa itu terus mengejar. Ia tidak jadi mengejar kawanan kambing, tapi malah mengejar anak singa. Akhirnya anak singa itu tertangkap. Anak singa itu ketakutan,


"Jangan bunuh aku, ammpuun!”


"Kau anak singa, bukan anak kambing. Aku tidak membunuh anak singa!”


Dengan meronta-ronta anak singa itu berkata, "Tidak, aku anak kambing! Tolong lepaskan aku!”


Anak singa itu meronta dan berteriak keras. Suaranya bukan auman tapi suara embikan, persis seperti suara kambing.


Sang singa dewasa hairan bukan kepalang. Bagaimana mungkin ada anak singa bersuara kambing dan bermental kambing. Dengan geram ia menyeret anak singa itu ke danau. Ia harus menunjukkan siapa sebenarnya anak singa itu. Begitu sampai di danau yang jernih airnya, ia meminta anak singa itu melihat bayangan dirinya sendiri. Lalu membandingkan dengan singa dewasa.


Begitu melihat bayangan dirinya, anak singa itu terkejut, "Oh, rupa dan bentukku sama dengan kamu. Sama dengan singa, si raja hutan!”


"Ya, karena kamu sebenarnya anak singa. Bukan anak kambing!” Tegas singa dewasa.


"Jadi aku bukan kambing? Aku adalah seekor singa!”


"Ya, kamu adalah seekor singa, raja hutan yang berwibawa dan ditakuti oleh seluruh isi hutan! Ayuh aku ajarkan bagaimana menjadi seekor raja hutan!” Kata sang singa dewasa.


Singa dewasa lalu mengangkat kepalanya dengan penuh wibawa dan mengaum dengan keras. Anak singa itu lalu menirukan, dan mengaum dengan keras. Anak singa itu lalu menggetarkan seantero hutan. Tak jauh dari situ serigala ganas itu lari semakin kencang, ia ketakutan mendengar auman anak singa itu.


Anak singa itu kembali berteriak penuh kemenangan,


“Aku adalah seekor singa! Raja hutan yang gagah perkasa!”


Singa dewasa tersenyum bahagia mendengarnya.


Saya tersentak oleh kisah anak singa diatas! Jangan-jangan kondisi kita, dan sebagian besar orang disekliling kita mirip dengan anak singa diatas. Sekian lama hidup tanpa mengetahui jati diri dan potensi terbaik yang dimiliki.


Betapa banyak manusia yang menjalani hidup apa adanya, biasa-biasa saja, ala kadarnya. Hidup dalam keadaan terbelenggu oleh siapa dirinya sebenarnya. Hidup dalam tawanan rasa malas, langkah yang penuh keraguan dan kegamangan. Hidup tanpa semangat yang seharusnya. Hidup tanpa kekuatan nyawa terbaik yang dimilikinya.


Diantara kita ada yang telah menemukan jati dirinya. Hidup dinamis dan prestatif. Sangat paham untuk apa ia hidup dan bagaimana ia harus hidup. Hari demi hari dilalui dengan penuh semangat dan optimis. Detik demi detik yang dilaluinya adalah sekumpulan prestasi dan rasa bahagia. Semakin besar rintangan menghadap semakin besar pula semangatnya untuk menaklukannya. Namun tidak sedikit yang sebaliknya.


Lalu bagaimana dengan anda?, bagaimana anda menjalani hidup anda?, atau prinsip anda?


Jika diantara kita menjawab dengan jawaban filosofis “Saya menjalani hidup ini mengalir bagaikan air. Santai saja.” Mencerminkan bahwa kita tidak tahu bagaimana mengisi hidup ini. Bagaimana cara hidup yang berkualitas. Sebab kita tidak tahu siapa sebenarnya diri kita? Potensi terbaik apa yangtelah dikurniakan oleh Tuhan kepada kita. Bisa jadi kita sebenarnya adalah ‘seekor singa’ tapi tidak tahu kalau kita adalah ‘seekor singa’ dan menganggap diri kita adalah ‘seekor kambing’ sebab selama ini hidup dalam kawanan kambing.


Baiklah kawan, mulai sekarang mari kita berubah. Karena perubahan tidak akan terjadi dengan sendirinya. Kesulitan terbesar dalam berubah adalah memulai perubahan itu sendiri. Begitu orang bijak sering katakan. Al Imam Ibnu ‘Athậillậh Al Sakandari dalam kitab Al Hikam menulis “Jangan meminta kepada Allah supaya engkau dipindah dari suatu keadaan (hal) ke keadaan yang lain. Sekiranya Dia menghendaki yang demikian, Dia tentu telah memindahkanmu tanpa mengubah keadaanmu sebelumnya”. Allah tidak akan sulit memindahkan kita dari suatu keadaan ke keadaan lainnya bukan? Namun Allah hendak melihat kesungguhan dan keIkhlasan kita dalam berusaha, rasa bersyukur dan bahagia kita dalam setiap pemberian Allah, serta sadar akan rahmat dan karunia Allah dengan kesabaran dan kelapangan dada kita.


Jangan mahu jadi orang yang tidak berubah! orang yang terbiasa hidup pasrah! terbiasa hidup tanpa rasa berdaya dalam keluh kesah! Apalagi ikut dalam kelompok orang yang bermental lemah, hidup apa adanya dan tidak terarah. Orang-orang yang tidak tahu potensi terbaik yang diberikan oleh Allah kepadanya. Orang-orang yang rela ditindas dan dijajah oleh kesengsaraan dan kehinaan. Karena jika mau, kita pasti bisa hidup merdeka, jaya, berwibawa dan sejahtera.


Berapa banyak masyarakat negeri ini yang bermental kambing meskipun sebenarnya mereka adalah singa! Banyak yang minder dengan bangsa lain. Seperti mindernya anak singa bermental kambing pada serigala dalam kisah di atas. Bangsa ini adalah bangsa yang besar! Ummat ini adalah ummat yang besar! Bangsa ini adalah singa dewasa yang memiliki kekuatan dahsyat. Bukan bangsa sekawanan kambing. Tumbuhkan rasa berdaya dalam jiwa kita dan kita tunjukkan pada dunia bahwa kita adalah singa yang tidak boleh diremehkan. Dua ratus juta ummat Islam di negara ini berarti Dua ratus juta singa! Penguasa belantara dunia! Sayangnya lebih banyak diantara kita adalah singa yang bermental kambing. Bukan layaknya singa! Memperihatinkan, ada yang sudah menyadari dirinya sesungguhnya singa tapi memilih tetap menjadi kambing. Malu untuk menjadi singa karena terbiasa menjadi kambing! Malu untuk maju dan berprestasi. Lebih memperihatinkan lagi, mereka yang memilih tetap menjadi kambing, menginginkan yang lain tetap menjadi kambing. Mereka tetap menjadi kambing karena merasa nyaman menjadi kambing dan merasa tidak mampu menjadi singa. Menyedihkan lagi, mereka tidak ingin orang lain menjadi singa. Bahkan mereka ingin orang lain jadi kambing yang lebih bodoh!


Mari kita hayati diri kita sebagai singa. Allah telah memberi kita predikat sebagai ummat terbaik di muka bumi. Mari kita bermental menjadi ummat terbaik. Jangan bermental ummat yang terbelakang. Kalian adalah sebaik-baik ummat yang dilahirkan untuk manusia, karena kalian menyuruh berbuat yang makruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah!” [Q.S. Ali Imran: 110].



Diambil dari buku “Ketika Cinta Bertasbih (Episode 2)” karangan Habiburrahman El Shirazy yang diterbitkan oleh Penerbit Republika.

.::tanding banding::.

Assalamualaikum W.B.T

Hari ini hampir sampai ke penghujungnya. Dan konklusi saya untuk hari ini: "Saya tak suka di banding-bandingkan dengan sesiapa". Noktah.

Entahlah...terkadang saya rasa saya ni jenis yang terlalu emosi. Senang nak terasa tak tentu pasal. Tapi tentang isu tanding banding ni, saya memang tak suka dari dulu lagi. Tak kisahla perbandingan tentang fizikal ke, kognitif ke, personaliti ke...just name it and I will hate them all. Tak kisah jugakla perbandingan tu dibuat antara saya dengan ahli keluarga ke, kawan ke, saudara mara ke...yang saya tahu saya memang pantang. For sure saya akan melenting when I found out or realized or heard that I am being compared with others...(paling2 pun mesti emo dalam hati punya).

I knew, sometimes...people made comparison because they want us to recognized and realized our strength and weaknesses --> but most of the time, I think the weak points are the main ideas...heh...sceptical sungguh ;)

But I don't need such motivation. For me, it is better if people just say...okay...this is what I like about you...and this is what I don't like about you...that you could improve...perhaps

rather than...

You are good in terms of this and that as compared to such and such...
Such and such is better in this and that than you....

duhh....I just hate that....Rimas okeih...

For me, things like that only kills my desire to improve myself.
Elok2 I want to study harder....but because someone compared me with someone else....terus malas nak belajar...
Elok2 I want to start doing something....but because someone said "Eh, kalau dia buat lagi bagus"...terus x jadi...nah...buat la sendiri kan...

Ntahla...Maybe it's my problem...but I just feel distracted with such mumblings...
Is it a problem if I want to do things on my own way and based on my own pace?
Couldn't I just do that without any distraction?...couldn't I?

Hmm..ntahla..dalam dunia ni, sapa kite nak expect semua benda jadi ikut apa yang kita suke je kan...takde la terms "mehnah dan tribulasi" kalau gitu....hehe

Salam~

p/s: dalam proses menjadi anak singa, banyak perkara yang perlu dikorbankan...terutamanya perasaanku yang fragile ini...moga tabah hati tak berbelah hati...insyaAllah....

.::anak singa::.

Assalamualaikum W.B.T

Alhamdulillah...praise be to Allah.
Hmm...have you ever heard the story of "Anak Singa"?
Actually, this is the story I knew/read from the novel "Ketika Cinta Bestasbih 2".
It was the story told by Azzam (the leading character in the novel) to the santri at the Pesantren Wangen when he was asked by his father-in-law to give lecture/discuss Tafsir Jalalain.
Hmm...I have no intention to retell the story here as I am very bad at story-telling.
But, at this point of time, I really wonder if I should be the "Anak Singa" that he meant.
I don't know...but somehow I think the time has come for me to at least look at the mirror and see the "lion" in me instead of the "sheep"...
Day after day has passed and I guess the name that my father gave me should take its real meaning...I don't know...I just think it should/ought to happen for real...not just on paper or just in the air...
And for it to happen, I really need to be strong innerly and outwardly...
Whether I like it or not....I want it or not....I think the responsibility is there for me to carry...
And I am afraid if I don't do it or at least start doing it now...the opportunity will be gone forever and will never return...that's my biggest fear...

"I knew He will always be there for me and be my only strength all the time. That's when I am convinced to do whatever it takes for me to be the "lion"...not for the sake of anyone but HIM"
insyaAllah =)

Salam~

.::enjoying myself::.

Assalamualaikum W.B.T

Alhamdulillah. I am so happy right now because I have so many things to read.
First, I have finished reading Ketika Cinta Bertasbih 2 (Indonesian version). Looking forward to read Dari Sujud Ke Sujud.,.insyaAllah.
Second, I have a Malay version of Raheeq Makhtum to be finished. I have read 1/3 of it and aim to complete it by this weekend.
Second, I am currently reading a blog suggested by Fariena. So insightful.
InsyaAllah, will share what I have read in this blog and during the weekly gathering.

p/s: Actually, what makes me truly happy is when I managed to use my leisure time doing beneficial things. And now, I feel that reading really makes me crazy. I just couldn't stop. I hope that I am not just "growing" my "aql" but also my "qalb" and my "amal". InsyaAllah.


Salam~

.::nurturing friendship...how i wish it could be easy for me::.

Assalamualaikum W.B.T

I always found that making friends is not an easy thing for me...what more to nurture it. For me, nurturing friendship is ever harder when the relationship is the long distance one. Blame it on me because I just know nothing to make the tie stronger. I made no efforts for it. So now, what I think is happening is that I began to lose my friend one by one. As much as I feel sad and unhappy for that to happen, I just have no one to be blamed except myself.

To my dear friends,

I am truly sorry for the silence...for the ignorance (you may think)...
I knew I am not fulfilling my duty as a friend...who should always be there when you are in need...
But deep in my heart, I never 'throw' you from my life...
It is just that I don't know how to commit myself when I never see you in front of me...
Yet, it never means..."out of sight, out of mind"...never...never...and never...
One thing you could believe is that: I always remember you in my heart...that's a promise...insyaAllah =)

Salam~

.::quick updates::.

Assalamualaikum W.B.T

Quick updates from the 2nd July to 20 July:

02/07 - off to Melbourne at 9.15 p.m

03/07 - Warribee (u day)

04/07 - ICV (u 20)

05/07 - Clayton (Monash uni + Sarawan)

06/07 - Brunswick + Dorkland (ice cream...yummy)

07-08/07 - Campaspe Downs (winter gath)

09/07 - Clayton (rest)

10/07 - ICV (ihtifal) + Es Teller

11-12/07 - Nioka Bush Camp (camping) + drama queen scene...humiliating scene ever ;(

13/07 - Clayton (cold fever)

14/07 - Clayton (celebration)

15/07 - Exam results + Queen Victoria Market + ICV (kti) + Lazzat + Yarra River

16/07 -ICV (kti) + Port Melbourne (fish n chips....sedaps) + off to Sydney (arrived at 10.05 p.m)

17/07 - Macquarie Centre (wedding gifts) + Zetland Mosque (Ellin & Ariff walimah)

18/07 - ziarah juniors

19/07 - Macquarie Centre + Quran Challenge Game

20/07 - house (hibernate....heh)

hmm...dat's all i did for the past 18 days =)

Salam~

.::kembali::.

Assalamualaikum W.B.T

Tuan rumah sudah kembali.
Tapi mood menulis tak kunjung tiba lagi.
InsyaAllah, jika ada curahan hati akan ku mula mencoret nanti.

Salam~

.::away and away::.

Assalamualaikum W.B.T

Hmm...will be away for two weeks.
Abaikan jika bersawang...but will still to let not it happen =)

Salam~